631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Caterpillar


Fuel Recommendations

Usage:

631E 1BB
  • Belilah bahan bakar dari penyalur bahan bakar yang terpercaya.

  • Gunakan bahan bakar yang sedikitnya telah memenuhi spesifikasi untuk bahan bakar distilasi. Spesifikasi ini terdapat pada tabe 1. Bahan bakar ini memiliki tingkat pelumasan minimum pada 3100 g. Hasil ini diperoleh dari pengujian Scuffing Load Wear Test (SBOCLE). Apabila metode High Frequency Reciprocating Rig (HFRR) digunakan untuk melakukan pengujian, maka harus dihasilkan maksimum 0,45 mm (0,018 inch) aus gesekan pada 60°C (140°F) atau 0,38 mm (0,015 inch) pada 25°C (77°F).

  • Jaga agar tangki penyimpanan bahan bakar bebas dari air, kotoran dan sedimen.

  • Buang air dan sedimen dari tangki penyimpanan bahan bakar sekali dalam seminggu. Buang air dan sedimen sebelum melakukan pengisian kembali pada tangki.

  • Jaga agar daerah di sekitar leher pengisian tangki bahan bakar bersih dari kotoran untuk mencegah kontaminasi di dalam tangki bahan bakar.

  • Bilamana diperlukan, bersihkan bagian dalam dari tangki bahan bakar mesin.

  • Buang air dan sedimen dari dalam tangki bahan bakar mesin setiap hari. Buang air dan sedimen pada setiap permulaan dari suatu kerja shift. Setelah tangki bahan bakar diisi, diamkan tangki bahan bakar selama sepuluh menit. Hal ini untuk membiarkan air dan sedimen terpisah dari bahan bakar. Kemudian, buang air dan sedimen dari dalam tangki.

  • Pasang water separator.

  • Buang air dari water separator setiap hari.

  • Untuk beberapa jenis aplikasi, diperlukan pemasangan filter bahan bakar kapasitas tinggi (Caterpillar high efficiency fuel filter) untuk memberikan usia pakai yang maksimum pada sistem bahan bakar.

  • Ganti filter bahan bakar pada interval yang dijadwalkan. Jangan mengisi filter dengan bahan bakar sebelum melakukan pemasangan. Gunakan pompa priming bahan bakar untuk mengeluarkan udara dari dalam sistem.

  • Pasang filter breather pada tangki bahan bakar.

Informasi Bahan Bakar Untuk Engine Berbahan Bakar Bensin.

Gunakan bahan bakar yang umum digunakan atau gunakan bahan bakar yang tidak ditambahkan dengan timah hitam. Bahan bakar ini harus memiliki nilai oktan minimum 87.

Informasi Bahan Bakar Untuk Engine Berbahan Bakar Elpiji (LPG)

Gunakan Grade HD5 LPB. Elpiji (LPG) adalah bahan bakar ber-volatile tinggi. Gas Elpiji (LPG) memiliki tingkat oktan antara 100 sampai 140. Patuhi peraturan perundangan mengenai penyimpanan tangki bahan bakar Elpiji. Ikuti peraturan perundangan yang mengatur mengenai pengisian tangki berbahan bakar elpiji.

Informasi Bahan Bakar Untuk Engine Diesel

Bilamana bahan bakar diesel disimpan pada tempat terbuka, air akan membeku setelah terurai dari bahan bakar diesel. Semua akibat yang disebabkan oleh penyimpanan bahan bakar pada tempat terbuka akan segera terlihat pada bahan bakar. Bahan bakar yang disimpan pada tempat penyimpanan di bawah tanah atau bahan bakar yang disimpan di simpan pada tempat yang memiliki alat pemanas akan lebih mudah untuk di pompa. Namun demikian, udara lembab di dalam bahan bakar tidak akan membeku sampai bahan bakar berada di dalam mesin. Semua akibat yang disebabkan oleh cuaca dingin tidak akan tampak sampai bahan bakar didinginkan pada udara luar. Lebih disarankan untuk menentukan efek yang merusak (efek detrimental) dari temperatur sebelum bahan bakar berada di dalam mesin.

Dua tipe bahan bakar diesel yang utama adalah bahan bakar diesel No. 2 dan bahan bakar diesel No. 1. Bahan bakar diesel No. 2 lebih berat dibandingkan bahan bakar diesel No. 1. Bahan bakar yang lebih berat dapat menyebabkan permasalahan pada filter bahan bakar, saluran bahan bakar, dan penyimpanan bahan bakar dalam cuaca dingin. Bahan bakar diesel yang lebih berat seperti bahan bakar diesel No. 2 dapat dipergunakan dalam engine diesel yang dioperasikan pada cuaca dingin dengan jumlah minimum dari bahan additif untuk menurunkan titik lebur. Untuk informasi lebih lengkap dari bahan bakar yang mencakup campuran bahan bakar No. 1 dan No. 2 diesel fuel, hubungi penyalur bahan bakar anda.

Bilamana anda menggunakan bahan bakar diesel No. 2 diesel atau bahan bakar lain yang lebih berat, beberapa faktor kualitas dari bahan bakar akan mempengaruhi keberhasilan pengoperasian pada cuaca dingin. Lihat topik "Karakteristik Bahan Bakar Diesel dan Modifikasi Karakteristik Bahan Bakar Diesel". Ada beberapa cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengkompensasikan kualitas bahan bakar yang mempengaruhi pengoperasian pada cuaca dingin. Metode ini termasuk penggunaan alat bantu starter, alat pemanas coolant pada engine, alat pemanas bahan bakar, dan de-icer.

Alat Bantu Start

Penggunaan alat bantu start merupakan metode konvensional untuk membantu melakukan start pada engine yang masih dingin pada kondisi temperatur udara yang rendah. Berbagai macam alat bantu start telah tersedia untuk digunakan pada engine-engine Caterpillar. Ikuti rekomendasi yang disediakan oleh pabrik pembuat alat bantu start. Informasi mengenai penggunaan alat bantu start terdapat di dalam Buku Petunjuk Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perawatan untuk mesin anda

Alat Pemanas Coolant Engine

Alat pemanas ini berfungsi memanaskan coolant pada engine. Coolant yang panas akan mengalir melalui blok engine (cylinder block). Aliran coolant yang panas akan menjaga engine tetap hangat. Engine yang panas lebih mudah untuk di start dalam cuaca dingin. Kebanyakan alat pemanas coolant menggunakan tenaga listrik. Catu daya listrik diperlukan untuk alat pemanas tipe ini. Alat pemanas jenis lainnya menggunakan pembakaran bahan bakar yang tersedia sebagai sumber panas. Alat pemanas ini dapat digunakan sebagai pengganti alat pemanas listrik.

Dengan penggunaan alat pemanas ini, alat bantu start dan/atau bahan bakar dengan angka cetane tinggi tidak menjadi terlalu penting karena engine berada dalam keadaan hangat. Permasalahan dengan titik beku bahan bakar adalah dapat menyebabkan penyumbatan pada filter bahan bakar. Permasalahan dengan titik beku bahan bakar tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan alat pemanas coolant engine. Hal ini dapat terjadi khususnya pada mesin yang memungkinkan filter bahan bakar menjadi dingin karena aliran udara selama pengoperasian.

Alat Pemanas Bahan Bakar

Titik beku bahan bakar berhubungan erat dengan permasalahan di dalam filter bahan bakar. Alat pemanas akan memanaskan bahan bakar hingga berada di atas titik beku sebelum bahan bakar masuk ke filter bahan bakar. Hal ini akan mencegah pembentukan lapisan lilin (wax) yang dapat menyumbat filter. Bahan bakar dapat mengalir melalui pompa dan saluran bahan bakar pada temperatur di bawah titik beku. Titik beku biasanya berada di atas titik lebur dari bahan bakar. Meskipun bahan bakar dapat mengalir melalui saluran bahan bakar, lapisan lilin di dalam bahan bakar tetap dapat menyebabkan penyumbatan pada filter bahan bakar.

Pada pemasangan beberapa jenis engine, sebuah modifikasi kecil akan dapat mencegah permasalahan yang disebabkan oleh titik beku. Salah satu dari perubahan-perubahan berikut dapat mencegah permasalahan pada beberapa kondisi : perubahan lokasi filter bahan bakar dan/atau saluran suplai dan penambahan insulator. Dalam temperatur ekstrim, pemanasan bahan bakar mungkin diperlukan untuk mencegah filter tersumbat. Ada beberapa tipe alat pemanas bahan bakar yang tersedia. Alat pemanas ini menggunakan coolant pada engine atau gas buang sebagai sumber panas. Sebagian besar sistem ini akan mencegah semua permasalahan pada filter tanpa perlu menggunakan de-icer. Sistem ini mungkin akan menjadi tidak efektif bilamana bahan bakar mengandung sejumlah besar partikel kotoran atau air. Penggunaan alat pemanas bahan bakar dapat membantu mengeliminasi beberapa permasalahan pada cuaca dingin. Alat pemanas bahan bakar harus dipasang sedemikian sehingga bahan bakar dipanaskan sebelum masuk ke dalam filter bahan bakar.

Catatan: Gunakan hanya alat pemanas yang dikontrol oleh thermostat atau gunakan alat pemanas bahan bakar yang memiliki sistem pengaturan sendiri (self-regulated). Jangan menggunakan alat pemanas bahan bakar pada temperatur yang cukup hangat.

Pilihlah alat pemanas bahan bakar yang sederhana secara mekanis, namun mempunyai kemampuan yang memadai dalam penerapannya. Alat pemanas bahan bakar sebaiknya juga dapat mencegah terjadinya panas yang berlebihan dalam bahan bakar. Lepaskan sambungan ke alat pemanas bahan bakar atau matikan fungsi alat pemanas bahan bakar pada cuaca yang cukup hangat. Penurunan viskositas bahan bakar yang tidak diharapkan serta penurunan daya engine akan terjadi apabila temperatur suplai bahan bakar terlalu panas.

Sebagai tambahan informasi untuk alat pemanas bahan bakar, hubungi dealer Caterpillar.

De-Icer

De-icer berfungsi menurunkan titik beku dari uap air yang terdapat di dalam bahan bakar. De-icer pada umumnya tidak diperlukan bilamana telah menggunakan alat pemanas bahan bakar. Apabila anda mengalami permasalahan, hubungi penyalur bahan bakar anda untuk mendapatkan de-icer komersial yang bersesuaian dengan bahan bakar yang digunakan.

Karakteristik Bahan Bakar Diesel dan Modifikasi Karakteristik Bahan Bakar Diesel

Karakteristik utama yang mempengaruhi pengoperasian engine dan unjuk kerja pada temperatur dingin adalah karakteristik-karakteristik berikut ini : Kemampuan Pelumasan, Viskositas, Angka Cetane, Titik Beku, Titik Lebur dan Kandungan Uap Air.

Gunakan petunjuk pada Publikasi Khusus, SEBD0717, "Diesel Fuels and Your Engine" untuk mendapatkan informasi mengenai sifat-sifat bahan bakar berikut ini : Kualitas pembakaran, gravity (berat jenis), viskositas, titik beku, titik lebur dan kandungan sulfur.

Kemampuan Pelumasan dan Bahan Bakar Dengan Kandungan Sulfur Rendah

Catatan: Kemampuan pelumasan bahan bakar merupakan suatu hal yang penting. Kemampuan pelumasan harus diperhatikan sewaktu peralatan dioperasikan pada cuaca yang sangat dingin. Demikian juga, kemampuan pelumasan harus diperhatikan sewaktu menggunakan bahan bakar yang memiliki viskositas yang rendah. Ada beberapa bahan additif bebas yang tersedia di pasaran untuk digunakan pada pengolahan bahan bakar. Apabila kemampuan pelumasan merupakan suatu permasalahan, hubungi penyalur bahan bakar anda untuk memperoleh rekomendasi yang benar mengenai penggunaan bahan additif bahan bakar.

Di USA, aturan pembatasan jumlah kandungan sulfur 0,05 persen di dalam bahan bakar diesel mulai diberlakukan sejak Januari 1994 untuk kendaraan truk di jalan raya (on-highway trucks). Pengurangan sulfur di dalam bahan bakar akan membantu mengurangi emisi partikulat dari engine diesel. Sementara aturan mengenai kandungan sulfur di dalam bahan bakar belum seluruhnya diberlakukan pada kendaraan truk non-jalan raya (off-highway), beberapa pemerintahan lokal telah mengeluarkan peraturan yang memasukkan off-highway truck di dalamnya. Pada umumnya tidak ada perbedaan pada bahan bakar yang digunakan pada aplikasi lainnya. Bahan bakar yang sama seringkali digunakan baik pada aplikasi jalan raya (on-highway) maupun aplikasi non-jalan raya (off-highway). Beberapa tempat lain di seluruh dunia juga mulai memberlakukan pembatasan yang sama. Pengaturan kian hari kian menjadi lebih ketat. Batasan sulfur yang lebih rendah diperkirakan akan diberlakukan di masa mendatang.

Kemampuan pelumasan suatu fluida dinyatakan sebagai kemampuan fluida untuk mengurangi gesekan antara dua buah permukaan dalam keadaan dikenai beban. Kamampuan ini akan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh gesekan. Sistem injeksi bahan bakar menitik-beratkan pada kemampuan pelumasan dari bahan bakar. Sampai dengan diberlakukannya peraturan pembatasan kandungan sulfur di dalam bahan bakar, kemampuan pelumasan bahan bakar secara umum masih dipercayai sebagai fungsi dari viskositas bahan bakar.

Proses yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan sulfur di dalam bahan bakar dikenal sebagai proses hydro-treatment. Proses ini juga merupakan proses yang paling ekonomis. Setiap sumber minyak mentah mempunyai jumlah kandungan sulfur yang berbeda. Minyak mentah dengan kandungan sulfur yang rendah hanya memerlukan sedikit pengolahan hydro-treatment untuk mendapatkan batasan 0,05 persen. Minyak mentah dengan kandungan sulfur tinggi memerlukan pengolahan yang lebih rumit.

Proses hydro-treatment akan mengurangi kandungan sulfur seperti halnya komponen lainnya di dalam bahan bakar. Proses ini akan menghilangkan senyawa nitrogren, polar material, bicylic aromatic, polycylic aromatics, dan senyawa oksigen. Sementara pengurangan sulfur tidak mempunya efek merusak pada engine, pengurangan senyawa lainnya akan menurunkan kemampuan pelumasan dari bahan bakar. Sebagai akibat dari menurunnya kemampuan pelumasan, bahan bakar menjadi tidak toleran terhadap adanya kontaminasi oleh air dan kotoran. Turunnya kemampuan pelumasan bahan bakar dapat dilihat pada adanya keausan abrasif dalam komponen-komponen sistem bahan bakar. Bahan bakar yang memiliki kemampuan pelumasan rendah tidak akan memberikan pelumasan yang memadai pada plunger, barrel, dan injektor. Permasalahan ini akan menjadi lebih beragam pada daerah dimana diperlukan pencampuran bahan bakar untuk cuaca dingin. Campuran bahan bakar yang lebih ringan untuk cuaca dingin memiliki karakteristik berikut ini : Viskositas lebih rendah, titik beku lebih rendah dan titik lebur lebih rendah.

Tidak semua bahan bakar berkadar sulfur rendah memiliki kemampuan pelumasan yang rendah. Kemampuan pelumasan bahan bakar dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan additif. Beberapa penyalur bahan bakar mengolah bahan bakar dengan menggunakan bahan additif ini. Jangan menggunakan bahan additif untuk memperbaiki kemampuan pelumasan sebelum mengkonsultasikan hal tersebut terlebih dahulu dengan agen pemasok bahan bakar. Beberapa bahan additif bebas yang terdapat di pasaran kemungkinan tidak bersesuaian (kompatibel) dengan bahan additif yang telah ada di dalam bahan bakar. Sebagian paket bahan additif yang terdapat di pasaran bebas kemungkinan tidak cocok dengan seal-seal yang digunakan dalam sistem bahan bakar pada sebagian engine diesel. Paket bahan additif lainnya yang terdapat di pasaran bebas tidak dapat memberikan unjuk kerja yang wajar pada kondisi temperatur tinggi. Bahan-bahan additif ini dapat menghasilkan deposit akibat temperatur yang tinggi di dalam sistem bahan bakar engine diesel.

Usai pemakaian maksimum sistem bahan bakar dapat dicapai dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : menggunakan bahan bakar dari penyalur yang terpercaya, melakukan pemeliharaan dan perawatan sistem bahan bakar yang benar dan memasang filter bahan bakar Caterpillar efisiensi tinggi (Caterpillar High Efficiency Fuel Filter) pada sistem bahan bakar.

Catatan: Bahan bakar yang lebih ringan seringkali digunakan pada temperatur yang sangat dingin. Bahan bakar yang lebih ringan tersebut adalah sebagai berikut : Jet A-1, JP-8, JP-5 dan kerosen. Kemampuan pelumasan bahan bakar bukan merupakan persyaratan bagi jenis bahan bakar ini. Jangan menganggap suatu bahan bakar selalu memenuhi persyaratan minimum. Hubungi penyalur bahan bakar untuk mengetahui rekomendasi yang benar terhadap spesifikasi bahan bakar (kemampuan pelumasan).

Viskositas

Viskositas bahan bakar memiliki peranan yang signifikan karena bahan bakar juga berfungsi sebagai pelumas bagi komponen sistem bahan bakar. Bahan bakar untuk cuaca dingin harus memiliki viskositas yang cukup. Bahan bakar harus mampu melumasi sistem bahan bakar pada temperatur 0°C (32°F) atau dibawah temperatur beku. Apabila viskositas kinematik dari bahan bakar lebih rendah dari 1,4 cSt pada pompa injeksi bahan bakar atau unit injektor, peristiwa lecet akibat gesekan (scuffing) atau tergores akan terjadi.

Angka Cetane

Angka cetane adalah angka dari bahan bakar yang mempengaruhi kemampuan engine untuk di start. Angka cetane juga mempunyai pengaruh pada jarak waktu yang diperlukan sebelum engine beroperasi dengan mulus. Pada umumnya, setiap penambahan angka cetane akan memungkinkan engine dapat di start pada temperatur yang lebih rendah. Temperatur untuk melakukan start dapat diturunkan kurang lebih 7 sampai 8°C (12 sampai 15°F) untuk setiap penambahan angka cetane sebesar 10. Setelah engine mencapai temperatur pengoperasian normal, perubahan angka cetane dari 40 ke 50 hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap unjuk kerja engine.

Sebagian besar bahan bakar yang memiliki angka cetane 40 dapat digunakan pada engine yang di start pada temperatur udara yang cukup hangat. Engine akan distart secara memuaskan dengan menggunakan bahan bakar ini bilamana engine dijaga tetap hangat. Engine dapat dijaga tetap hangat dengan menggunakan ruang pemanas atau alat pemanas coolant.

Pada kondisi rata-rata saat melakukan start, engine dari jenis injeksi langsung (direct injection) memerlukan angka cetane minimum 40. Angka cetane yang lebih tinggi diperlukan pada pengoperasian di dataran tinggi atau pada cuaca dingin. Angka cetane minimum yang diperlukan pada engine dengan jenis pre-combustion (PC) adalah 35.

Melakukan Modifikasi Angka Cetane

Angka cetane dari suatu bahan bakar dapat diubah dengan melakukan pencampuran dengan bahan bakar yang memiliki angka cetane yang berbeda. Secara umum, angka cetane dari campuran akan berhubungan langsung dengan perbandingan dari bahan bakar yang dicampurkan. Penyalur bahan bakar anda dapat menyediakan informasi yang berhubungan dengan angka cetane pada bahan bakar tertentu.

Bahan additif juga dapat digunakan untuk meningkatkan angka cetane dari suatu bahan bakar. Bahan additif dievaluasi melalui pengujian pada beberapa engine khusus. Namun demikian, karakteristik bahan additif tidak identik dengan bahan bakar yang asli. Meskipun kedua jenis bahan bakar mempunyai angka cetane yang sama, hasil yang diperoleh saat melakukan start dapat berbeda.

Titik Beku (Cloud Point)

Penting untuk dipahami bahwa titik beku suatu bahan bakar adalah berbeda dengan titik lebur. TTitik beku dan titik lebur tidak memiliki hubungan sama sekali. Titik beku adalah temperatur dimana sejumlah komponen parafin yang lebih berat (wax) di dalam bahan bakar akan berubah menjadi partikel padat. Pembentukan wax ini bukanlah merupakan suatu kontaminasi di dalam bahan bakar. Wax merupakan elemen yang penting di dalam bahan bakar diesel No. 2. Wax memiliki kandungan energi bahan bakar yang tinggi dan wax juga memiliki nilai cetane yang sangat tinggi. Pengurangan kandungan wax yang lebih berat di dalam bahan bakar akan menurunkan titik beku dari bahan bakar. Pengurangan wax juga akan menaikkan biaya karena lebih sedikit bahan bakar yang dihasilkan dari jumlah minyak mentah yang sama. Pada dasarnya, bahan bakar diesel No. 1 diformulasikan dari bahan bakar diesel No. 2 dengan kandungan wax yang dihilangkan.

Titik beku bahan bakar merupakan hal yang penting karena titik beku dapat membatasi unjuk kerja dari filter bahan bakar. Wax dapat mengubah karakteristik bahan bakar dalam cuaca dingin. Wax dalam bentukan padatan dapat mengisi ruangan di dalam filter bahan bakar. Wax dalam bentuk padatan akan menghentikan aliran bahan bakar. Filter bahan bakar sangat diperlukan untuk menghilangkan kotoran di dalam bahan bakar. Filter akan menghambat benda asing di dalam bahan bakar dan filter akan melindungi komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar. Oleh karena bahan bakar harus mengalir melalui filter, pemasangan alat pemanas bahan bakar merupakan cara paling praktis untuk mencegah terjadinya permasalahan. Alat pemanas bahan bakar akan menjaga agar bahan bahar selalu berada di atas titik bekunya selama bahan bakar mengalir di dalam sistem bahan bakar. Alat pemanas bahan bakar akan memungkinkan wax mengalir melalui filter bersama-sama dengan bahan bakar.

Melakukan Modifikasi Titik Beku

Titik beku dari bahan bakar diesel dapat diturunkan dengan cara melakukan pencampuran bahan bakar diesel dengan bahan bakar jenis lain yang mempunyai titik beku lebih rendah. Bahan bakar diesel No.1 atau kerosen dapat digunakan untuk menurunkan titik beku dari bahan bakar diesel. Efisiensi dari metode ini tidak terlalu baik, oleh karena perbandingan campuran tidak memiliki korelasi langsung dengan perubahan titik beku. Oleh karena banyaknya jumlah bahan bakar diesel dengan titik beku rendah yang perlu dicampurkan membuat proses ini kurang begitu disukai untuk dipergunakan.

Gambar berikut ini berisikan tabel yang dapat digunakan untuk memperoleh pencampuran bahan bakar yang diperlukan untuk dua macam bahan bakar dengan titik beku yang berbeda. Agar dapat mempergunakan tabel, titik beku yang sesungguhnya dari masing-masing bahan bakar harus diketahui terlebih dahulu. Spesifikasi ini dapat berubah pada setiap proses pembelian bahan bakar. Spesifikasi ini pada umumnya tersedia pada pihak penyalur bahan bakar. Bilamana bahan bakar yang memiliki titik beku lebih rendah tidak tersedia, metode ini tidak dapat digunakan.

Produsen bahan bakar juga dapat melakukan penambahan flow improver ke dalam bahan bakar. Flow improver cuaca dingin akan mengubah kristal-kristal wax di dalam bahan bakar. Flow improver untuk cuaca dingin tidak mengubah titik beku dari bahan bakar. Namun demikian, flow improver menjaga agar kristal wax berukuran cukup kecil sehingga dapat melewati filter bahan bakar standar. Untuk persyaratan pencampuran, lihat topik "Titik Lebur".




Ilustrasi 1g00275049

Titik beku bahan bakar campuran

Secara umum, metode paling praktis yang dipergunakan untuk mencegah permasalahan yang disebabkan oleh titik beku adalah dengan menggunakan alat pemanas bahan bakar. Pada sebagian besar aplikasi, alat pemanas bahan bakar dapat digunakan dengan biaya lebih murah dibandingkan melakukan pencampuran bahan bakar.

Titik Lebur (Pour Point)

Titik lebur bahan bakar adalah temperatur yang lebih rendah dari titik beku bahan bakar. Bahan bakar akan berhenti mengalir pada temperatur di bawah titik lebur. Titik lebur adalah temperatur yang membatasi pergerakan bahan bakar di dalam pompa.

Untuk mengukur titik lebur, temperatur bahan bakar biasanya diturunkan di bawah titik beku secara bertahap sebesar 3°C (5°F) pada setiap tahapannya. Temperatur terus diturunkan sampai bahan bakar tidak mengalir sama sekali. Titik lebur adalah temperatur terakhir di mana bahan bakar berhenti mengalir. Pada titik lebur, wax di dalam bahan bakar telah berbentuk padatan. Hal ini menyebabkan bahan bakar akan lebih bersifat benda padat dibandingkan benda cair. Titik lebur dari suatu bahan bakar dapat dimodifikasi. Hal ini tidak memerlukan penghilangan elemen-elemen yang penting. Proses ini adalah proses yang sama seperti yang digunakan untuk mengubah titik beku bahan bakar.

Titik lebur dari bahan bakar harus paling sedikit 6°C (10°F) di bawah temperatur udara luar terendah yang dialami oleh engine pada saat di start serta pada saat pengoperasian. Untuk mengoperasikan engine pada cuaca yang sangat dingin, kemungkinan perlu untuk menggunakan bahan bakar dari jenis No. 1 fuel atau No. 1-D oleh karena bahan bakar ini mempunyai titik lebur yang lebih rendah.

Melakukan Modifikasi Titik Lebur

Titik lebur bahan bakar dapat diturunkan dengan menggunakan bahan additif. Titik lebur juga dapat diturunkan dengan cara melakukan pencampuran bahan bakar dengan bahan bakar lain yang mempunyai titik lebur lebih rendah. Lihat topik "Titik Beku" untuk mengetahui prosedur yang digunakan. Prosedur ini bukan merupakan prosedur terbaik yang digunakan.

Tabel yang sama seperti yang digunakan untuk titik beku dapat dipergunakan untuk memperkirakan titik lebur. Hal ini hanya benar apabila bahan bakar tidak mengandung bahan additif yang mengubah titik lebur.




Ilustrasi 2g00275049

Titik beku bahan bakar campuran

Untuk melakukan perhitungan jumlah bahan bakar yang lebih ringan yang dibutuhkan untuk pencampuran dengan bahan bakar yang lebih berat, lakukan langkah-langkah berikut :

  1. Ketahuilah terlebih dahulu titik beku kedua bahan bakar tersebut dari pemasok bahan bakar.

  1. Cari letak titik beku dari bahan bakar yang lebih berat pada sisi kiri tabel. Tandailah letak titik tersebut pada tabel.

  1. Cari letak titik beku dari bahan bakar yang lebih ringan pada sisi kanan tabel. Tandailah letak titik tersebut pada tabel.

  1. Tarik sebuah garis di antara kedua titik yang telah ditandai tadi. Berilah nama garis ini sebagai garis "A".

  1. Tentukan temperatur udara terendah selama pengoperasian mesin. Cari letak harga ini pada sisi kiri tabel. Tandailah titik tersebut. Buatlah garis mendatar (horisontal) dimulai dari titik ini. Hentikan pembuatan garis pada perpotongan dengan garis "A". Berilah nama garis ini sebagai garis "C".

  1. Buat garis tegak lurus (vertikal) dimulai dari titik perpotongan garis "A" dan garis "C". Hentikan pembuatan garis setelah mencapai sumbu dasar dari tabel. Berilah nama garis ini sebagai garis "B". Titik perpotongan garis "B" dengan dasar tabel menunjukkan prosentasi dari bahan bakar lebih ringan yang diperlukan untuk memodifikasi titik lebur.

Contoh di atas memperlihatkan bahwa pencampuran membutuhkan 30 persen bahan bakar lebih ringan.

Penambahan bahan additif merupakan metode terbaik untuk menurunkan titik lebur dari suatu bahan bakar. Bahan-bahan additif ini dikenal dengan nama-nama sebagai berikut : pour depressants, cold flow improvers dan wax modifiers. Bilamana bahan additif dipergunakan dalam konsentrasi yang rendah, bahan bakar akan mengalir melalui pompa, saluran, dan hose-hose. Bahan additif ini harus dicampurkan secara merata ke dalam bahan bakar pada temperatur di atas titik beku. Pemasok bahan bakar harus dihubungi sewaktu hendak melakukan pencampuran bahan bakar dengan bahan additif. Bahan bakar yang telah dicampur tersebut dapat diisi ke dalam tangki bahan bakar.

Kandungan Uap Air

Permasalahan dengan filter bahan bakar dapat terjadi sewaktu-waktu. Penyebab permasalahan dapat berupa air atau uap air yang terdapat di dalam bahan bakar. Pada temperatur rendah, kandungan uap air menyebabkan permasalahan khusus. Ada tiga macam kandungan uap air di dalam bahan bakar: Uap air terlarut (uap air dalam larutan), uap air bebas dan terdispersi di dalam bahan bakar dan serta uap air bebas dan menetap di bagian dasar tangki.

Sebagian besar bahan bakar diesel memiliki sejumlah kandungan udara air yang terlarut. Sebagaimana halnya kelembaban dalam udara, bahan bakar hanya dapat mengandung uap air maksimum pada tingkat temperatur tertentu. Jumlah kelembaban akan berkurang apabila temperatur diturunkan. Sebagai contoh, suatu jenis bahan bakar dapat mengandung 100 ppm (0,010 percent) air dalam bentuk larutan pada 18°C (65°F). Bahan bakar yang sama hanya mungkin mengandung 30 ppm (0,003 percent) air pada 4°C (40°F).

Setelah bahan bakar mengabsorbsi jumlah air maksimum yang dapat ditampung, kelebihan air lainnya akan berwujud air bebas dan terdispersi. Uap air bebas dan terdispersi berwujud butir-butir air halus yang menyebar di dalam bahan bakar. Oleh karena air lebih berat daripada bahan bakar, lambat laun air akan terpisah dari bahan bakar dan akan menetap di dasar tangki bahan bakar. Pada contoh di atas, sewaktu temperatur bahan bakar diturunkan dari 18°C (65°F) ke 4°C (40°F), air sebanyak 70 ppm akan terpisah dan terdispersi di dalam bahan bakar.

Butiran air dapat menyebabkan bahan bakar terlihat seperti berkabut. Apabila perubahan temperatur sangat lambat, butiran air akan menetap pada dasar tangki. Bilamana temperatur bahan bakar diturunkan secara cepat ke temperatur pembekuannya, udara lembab yang terbebaskan dari larutan akan berubah menjadi partikel es yang sangat halus dan bukan menjadi butiran air.

Partikel es bersifat lebih ringan dari bahan bakar, dan partikel es tidak akan menetap di dasar tangki. Sewaktu uap air dengan tipe ini tercampur ke dalam bahan bakar, uap air ini akan mengisi ruangan di dalam filter bahan bakar. Kristal-kristal es akan menyumbat filter bahan bakar dengan cara yang sama seperti wax melakukan penyumbatan di dalam bahan bakar.

Apabila filter tersumbat, aliran bahan bakar akan terhenti, lakukan prosedur berikut untuk mengetahui penyebabnya:

  1. Lepaskan filter bahan bakar.

  1. Potong filter bahan bakar hingga terbuka.

  1. Periksa filter bahan bakar sebelum filter menjadi hangat. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan apakah filter terisi oleh es atau oleh wax.

Uap air bebas dan yang menetap di bagian dasar tangki dapat bercampur dengan bahan bakar. Gaya yang ditimbulkan sebagai akibat kerja pompa akan mencampurkan uap air dengan bahan bakar setiap kali bahan bakar berpindah tempat. Uap air ini kemudian berubah menjadi air bebas yang terdispersi di dalam bahan bakar. Uap air ini dapat menyebabkan timbulnya es di dalam filter. Uap air ini dapat menyebabkan permasalahan lain pada filter pada sembarang temperatur. Secara umum, gaya paksaan yang menyebabkan air bercampur ke dalam bahan bakar juga akan menyebabkan bercampurnya kotoran dan karat yang terdapat di dasar tangki bersama-sama dengan air. Akibatnya adalah campuran kotor air dan bahan bakar yang juga dapat masuk ke dalam filter dan menyebabkan penyumbatan aliran.

Bahan Bakar Diesel yang Direkomendasikan

Engine Diesel memiliki kemampuan untuk membakar berbagai macam bahan bakar. Bahan bakar ini secara umum di bagi dalam dua kelompok. Kedua kelompok ini disebut sebagai bahan bakar yang lebih disarankan dan bahan bakar yang diperbolehkan untuk digunakan.

Bahan bakar yang termasuk kelompok yang lebih disarankan akan memberikan usia pemakaian serta unjuk kerja engine yang maksimum. Bahan bakar yang disarankan adalah bahan bakar hasil distilasi. Bahan bakar ini pada umumnya dikenal sebagai bahan bakar diesel (solar), minyak bakar, bensin, atau kerosen.

Bahan bakar yang diperbolehkan adalah minyak mentah (crude oil) atau bahan bakar olahan (blended fuel). Penggunaan bahan bakar ini dapat mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan dan perawatan serta berkurangnya usia pemakaian engine.

Bahan bakar diesel yang memenuhi spesifikasi dalam tabel 1 akan memberikan keuntungan-keuntungan tersebut. Di Amerika Utara, bahan bakar yang diidentifikasikan sebagai No. 1-D atau No. 2-D di dalam "ASTM D975" pada umumnya memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Tabel berikut adalah spesifikasi bahan-bakar diesel yang merupakan hasil distilasi dari minyak mentah. Bahan bakar dari sumber pengolahan lain dapat memiliki sifat-sifat merusak (detrimental) yang tidak didefinisikan atau dikontrol oleh spesifikasi yang diberikan di sini.

Tabel 1
Spesifikasi Caterpillar Untuk Bahan Bakar Hasil Distilasi    
Spesifikasi (Prosedur Pengujian)     Persyaratan    
Aromatik "ASTM D1319"     35 persen maksimum    
Abu "ASTM D482"     0,02 persen maksimum    
Residu Karbon Pada 10 persen Dasar "ASTM D524"     Maksimum 1,05 persen berat    
Angkat Cetane "ASTM D613"     35 minimum cetane (Engine PC)
40 minimum cetane (Engine DI)    
Titik Beku (Cloud Point)     Harga ini tidak boleh berada di bawah temperatur terendah yang terjadi.    
Copper Strip Corrosion
"ASTM D130"    
No. 3 maksimum    
Distilasi "ASTM D86"     Maksimum 10 persen pada
282°C (540°F)
Maksimum 90 persen pada
360°C (680°F)    
Flash Point "ASTM D93"     legal limit    
API Gravity "ASTM D287"     30 minimum
45 Maksimum    
Titik Lebur "ASTM D97"    
6°C (10°F) di bawah temperatur udara luar    
Sulfur "ASTM D3605" atau "ASTM D1552" (1)     3 persen maksimum (1)    
Viskositas Kinematik pada
40°C (104°F)
"ASTM D445" (2).    
Minimum 1,4 cSt
Maksimum 20,0 cSt    
Air dan Sedimen "ASTM D1796"     0,1 persen maksimum    
Air     0,1 persen maksimum    
Sedimen "ASTM D473"     0,05 persen maksimum    
Gum dan Resin "ASTM D381"     Maksimum
1 mg/L (5,8 grains/US gal)    
Kemampuan Pelumasan Bahan Bakar
Pengujian Scuffing Load Wear Test (SBOCLE)
atau
High Frequency Reciprocating Rig (HFRR) (3)    
Minimum 3100 g.
Maksimum 0,45 mm pada
60°C (140°F)
atau
Maksimum 0,38 mm pada
25°C (77°F)    
( 1 ) Sistem bahan bakar serta komponennya dalam engine Caterpillar dapat dioperasikan dengan bahan bakar yang mengandung kadar sulfur tinggi. Namun demikian, tingkat kandungan sulfur di dalam bahan bakar akan mempengaruhi emisi partikulat gas buang. Bahan bakar dengan kandungan sulfur tinggi akan meningkatkan potensi korosi dalam komponen-komponen bagian dalam dari engine. Tingkat kandungan sulfur di dalam bahan bakar yang lebih dari 1,0 persen secara signifikan akan memperpendek periode penggantian oli. Gunakan petunjuk pada topik Angka TBN dan Tingkat Kandungan Sulfur Di Dalam Bahan Bakar dalam bab Pelumasan untuk informasi lebih lanjut.
( 2 ) Batasan harga viskositas adalah untuk bahan bakar yang masuk ke dalam pompa injeksi bahan bakar. Bahan bakar seperti JP-8, JP-5, Jet-A-1 atau bahan bakar diesel No. 1 memiliki viskositas yang rendah. Bahan bakar ini biasanya memerlukan pendinginan oleh oli guna mempertahankan viskositas 1,4 cSt pada pompa injeksi bahan bakar. Bahan bakar dengan viskositas tinggi atau temperatur dingin kemungkinan juga memerlukan pemanasan bahan bakar. Alat pemanas bahan bakar kemungkinan diperlukan untuk menurunkan viskositas hingga mencapai 20 cSt. Sebagai tambahan informasi, gunakan petunjuk pada Publikasi khusus, SEBD0717, "Diesel Fuel and Your Engine".
( 3 ) Bahan bakar dengan kadar sulfur rendah adalah bahan bakar yang umum digunakan. Pengolahan yang digunakan untuk menghasilkan bahan bakar dengan kadar sulfur rendah seringkali juga mengakibatkan berkurangnya kemampuan pelumasan dari bahan bakar. Apabila kemampuan pelumasan dari suatu bahan bakar tidak memenuhi persyaratan minimum, hubungi pemasok bahan bakar anda. Jangan melakukan pengolahan terhadap bahan bakar tanpa terlebih dahulu mengkonsultasikannya dengan pemasok bahan bakar. Beberapa bahan additif tidak bersifat kompatibel. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya permasalahan di dalam sistem bahan bakar. Lihat "ASTM D6708" (SBOCLE) dan "ASTM D6079" (HFRR).

Pada kondisi temperatur udara luar yang ekstrim, bahan bakar distilasi yang ditentukan di dalam tabel dapat dipergunakan 2. Namun demikian, bahan bakar yang dipilih harus memiliki kemampuan pelumasan seperti yang ditentukan dalam tabel 1. Bahan bakar ini dimaksudkan untuk digunakan pada temperatur di bawah -54°C (-65°F).

Tabel 2
Bahan Bakar Distilasi (1)    
Spesifikasi     Grade    
"MIL-T-5624R"     JP-5    
"ASTM D1655"     Jet-A-1    
"MIL-T-83133D"     JP-8    
( 1 ) Bahan bakar ini kemungkinan tidak memenuhi persyaratan seperti yang terdapat dalam tabel 1. Hubungi pemasok bahan bakar untuk mengetahui bahan additif yang direkomendasikan untuk mempertahankan kemampuan pelumasan bahan bakar yang benar.

Bahan bakar-bahan bakar ini lebih ringan dari bahan bakar diesel No. 2. Angka cetane pada bahan bakar di dalam tabel 2 harus sedikitnya 40. Apabila viskositas bahan bakar di atas 1,4 cSt pada 38°C (100°F), gunakan bahan bakar hanya pada temperatur di bawah 0°C (32°F). Jangan menggunakan bahan bakar jenis apa pun yang memiliki viskositas kurang dari 1,2 cSt pada 38°C (100°F). Pendinginan bahan bakar kemungkinan diperlukan untuk mempertahankan viskositas 1,4 cSt pada pompa injeksi bahan bakar.

Ada beberapa spesifikasi lain terhadap bahan bakar diesel yang dipublikasikan oleh pemerintah dan perhimpunan-perhimpunan teknologi. Pada umumnya, spesifikasi tersebut tidak membahas keseluruhan persyaratan yang dimaksudkan dalam spesifikasi Caterpillar. Untuk memastikan dicapainya unjuk kerja yang maksimum, analisa bahan bakar yang lengkap harus didapatkan sebelum pengoperasian engine. Analisa bahan bakar harus mencakup semua sifat yang diberikan dalam tabel di atas (bahan bakar distilasi). Bila suatu bahan bakar tidak memenuhi persyaratan minimum Caterpillar engine dapat mengalami permasalahan-permasalahan berikut : keausan berlebihan di dalam sistem bahan bakar, kerusakan sistem bahan bakar dan keausan berlebihan dalam engine yang disebabkan oleh pembentukan deposit atau korosi

Caterpillar Information System:

D6M Track-Type Tractor Transmission Oil Filter - Replace
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers S·O·S Services Oil Analysis
D6M Track-Type Tractor Lubricant Viscosities
Cat Commercial Diesel Engine Fluids Recommendations Cold Weather Lubricants
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Specialty Lubricants
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Lubricating Grease
Challenger 35, Challenger 45 and Challenger 55 Agricultural Tractors Multipurpose Tractor Oil
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Gear Oil
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Transmission/Drive Train Oil
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Hydraulic Oil
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Engine Oil - Cat Machine Diesel Engines
D6M Track-Type Tractor Transmission Oil - Change
992G Wheel Loader and 854G Wheel Dozer Steering System Pressure Sensor (Steering Main Pump Oil)
Challenger 35, Challenger 45 and Challenger 55 Agricultural Tractors General Coolant Information
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Coolant Recommendations
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Extended Life Coolant
631E Series II Wheel Tractor-Scrapers Diesel Engine Antifreeze/Coolant - DEAC
D6R Track-Type Tractor Backup Alarm - Test
Cat Commercial Diesel Engine Fluids Recommendations Extended Life Coolant Cooling System Maintenance
3208 Marine Engine S·O·S Coolant Analysis
Cat Commercial Diesel Engine Fluids Recommendations Reference Material
D6M Track-Type Tractor Power Train Steering Clutch and Brake and Foot Brake Controls Linkage
D6M Track-Type Tractor Ripper Control
322B, 322B L, 325B and 325B L Excavators Frozen Ground Conditions
Back to top
The names Caterpillar, John Deere, JD, JCB, Hyundai or any other original equipment manufacturers are registered trademarks of the respective original equipment manufacturers. All names, descriptions, numbers and symbols are used for reference purposes only.
CH-Part.com is in no way associated with any of the manufacturers we have listed. All manufacturer's names and descriptions are for reference only.